Minggu, 26 Mei 2013

ANGEL 1

Masa Lalu

Riuh penonton meramaikan final lomba futsal antar SMA di Kota Baru itu. Beberapa siswi tampak antusias melihat idola mereka di lapangan. Seorang pemain bertubuh jakung dan berkulit putih menggiring bola, membuat teriakan siswi - siswi semakin kencang. Bahkan diantara mereka ada yang menyebut nama pemain itu. Histeria penonton semakin menjadi ketika pemain itu berhasil membobol gawang lawan dengan baik. Suasana semakin panas. 

Tampak bayangan perempuan bersembunyi dibalik tembok koridor sekolah. Dia sedang mengamati sesuatu dari kejauhan. Raut wajahnya terlihat sangat serius. Sementara itu, dibelakangnya berdiri wanita separuh baya dengan seragam khasnya. Perempuan itu sama sekali tidak menyadari kedatangan wanita separuh baya itu. 

" Alexa Revinna Winarya "

Perempuan yang bernama Alexa itu terkejut begitu mendengar namanya disebut dengan lengkap. Air mukanya berubah seketika, menjadi merah tak berarturan. Dia tahu, hanya ada satu kemungkinan yang berani menyebut namanya dengan lengkap. Bu Vanni. Guru killer yang paling ditakutinya. Alee, begitu panggilan Alexa sama sekali tidak bisa berkutik. Tubuhnya seketika lemah.

" Alexa Revinna Winarya, apa yang sedang kamu lakukan disini? ". Tanya Bu Vanni dengan nada suara yang mampu menciutkan nyali Alee.

" Eh,,, Bu Vanni. Hai bu.. eh selamat siang Bu, " Jawab Alee gugup

" Sekali lagi, sedang apa kamu disini Alexa? Sekarang bukan saatnya mengintip orang dari balik tembok kan?? "

" I..iya Bu. Tadi saya lagi..e..lagi, aduh. Lagi apa ya Bu?? hee "

" Sudahlah, kembali ke kelas kalau memang tidak berminat melihat pertandingan. Dan jangan sembunyi, kaya maling aja..!! "

" Baik Bu "

Alee langsung berlari, sejauh mungkin menghindari Bu Vanni. Mencari tempat yang paling aman dari jangkauan guru killer itu.

" Haduhh,, selamat deh gue. Sekarang gue harus nyari Tata, kemana lagi tuh anak, " Gerutu Alee sambil mencari Tata, sahabatnya.

" Dooorrr.... "

" Jantung gue copot... eh, dasar loe Tata gila. Ngapain pake acara ngagetin gue. "

" Ha ha ha, habisnya loe bengong aja, lagi nyariin siapa sih ?? "

" Wah,, cumi. Gue lagi nyari elo. Gue barusan dimarahin Bu Vanni, gara - gara ketahuan ngintip di tembok koridor "

" Loe ngintip siapa? Tio ? "

" Sssstt.. jangan keras - keras. Ntar banyak yang denger. Gue tuh lagi ngindarin tuh orang, takut gue ketemu dia, "

" Cowok cakep loe takutin. Aneh banget loe, "

" Bodo. Gue gak suka kalo dia tuh nguntit hidup gue. Masa gue disuruh nonton futsal. Katanya buat semangat dia, ih gak banget deh "

" Alee sayang. Kenapa sih loe gak bisa liat orang yang bener - bener sayang sama loe?? Tio tuh suka sama loe dari pertama loe masuk SMA, sampe sekarang. 3 tahun Alee, 3 tahun. Gila aja, gue mana kuat demen sama cewek aneh macem loe, 3 tahun lagi "

" Ha ha ha,, wah loe tuh yah. Sekali gak suka ya gak suka "

" Kalo loe gak suka, kenapa waktu kelas 1 loe pacaran sama dia?? " Selidik Tata

" Kalo..itu, emmm... tau ah. Itu masa lalu, dan gue gak mau ngungkit - ngungkit lagi "

" Alee..."

" Dah lah Ta, gue udah gak punya perasaan apa - apa lagi sama dia. "

" Gue tau, yadah. Kita ke kantik yuk, " Ajak Tata.

" Ayo.. Gue udah laper nih "

Alee dan Tata berjalan menuju kantin sekolah. Sementara itu, pikiran Alee masih terus berputar.

Gue sendiri gak yakin sama perasaan gue Ta. Gue emang pernah suka Tio, tapi itu dulu. Dia udah bikin aku sakit Ta. Meskipun Tio sering bilang ke gue kalo dia masih suka gue, bahkan dia ngajak gue balikan, tapi gue gak mau. Bagi gue, masa lalu tetaplah masa lalu. Dan gue gak mau meneruskan masa lalu gue yang buruk. Just alone Ta. Gue pengen sendiri. Untuk saat ini.


Sementara itu, di lapangan futsal, Tio tampak gusar. Hampir setiap menit dia memandang arah penonton. Mencari seseorang. Tim sekolah sudah ketinggalan 3 skor dari lawan, membuat perasaan Tio semakin tidak karuan. Teriakan dan semangat dari penonton tidak lantas membuatnya semangat bermain. Karena yang dia harapkan adalah kedatangan Alee. Orang yang sangat dicintainya.

" Alee, pliss. Gue pengen liat loe "

Matanya mengitari seluruh penjuru sekolah, berharap menemukan sosok Alee. Tiba - tiba senyumnya mengembang. Dia melihat Alee, sedang berjalan menuju kantin sekolah. Tio berharap Alee melihatnya, tapi Alee tetap berjalan.

" Alee, meskipun kamu tidak melihatku, setidaknya aku bisa menemukan semangatku. Aku harus menang "

Kaki Tio dengan lincah merebut bola dari lawan, menggiringnya dan gol. Sorak penonton membahana, masih ada kesempatan untuk mengejar kekalahan sebelumnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar