Sabtu, 25 Mei 2013

Broken Angel "Prolog"


" Rasa ketidaksanggupan itu sudah berubah menjadi asa kosong tak berpenghuni. Dan keterbiasaan itu telah menghilangkan rasa percaya bahwa dia ada. Ini memang konyol Ryan, tapi realitanya seperti ini. Aku bukan kamu yang bisa menahan sakit karena cinta. Tapi, tidakkah kamu lihat, jika cinta yang kamu takutkan itu ada pada hatimu?? "

Laki - laki bernama Ryan itu tercengang. tenggorokannya seperti tersumbat oleh beban berat. Dia sama sekali tidak bersuara begitu Alee, gadis kecilnya dulu,  berhenti bicara.

" Kamu membohongi diri kamu sendiri Ryan. Kamu tidak mau mengakui jika cinta itu benar - benar tumbuh dihatimu. Kamu terlalu takut untuk ini, " Lanjut Alee, " Tapi kamu tidak bisa mengelak, saat cinta itu benar - benar membutuhkan pengakuanmu, "

" Alee.... Ma'afkan aku. " Lirih Ryan

Alee memandang laki - laki yang sudah mebuat hatinya bergejolak itu dengan tajam. Butiran - butiran bening itu perlahan merembes keluar dari tempatnya dan mulai membasahi mata Alee.

" Ma'af katamu?? "

" Alee, ake memang terlalu takut untuk mengakui ini semua. Aku takut jika cinta itu mempermainkan hatiku lagi. "

" Bukan cinta yang mempermainkanmu, tapi kamu yang bermain dengan cinta dan kamu tidak bisa mengendalikannya. Kamu terlalu takut, kamu takut masa lalumu terulang dan akhirnya kamu juga menyiksa perasaanmu sendiri "

Alee melirik Ryan yang masih berdiri pada sebuah karang di tepi pantai. Sama seperti 30 menit lalu. Gadis berambut panjang itu tidak tahu lagi apa yang akan dilakukannya. Air matanya terus merembes. 

" Kamu egois Ryan...!!! " Teriak Alee sebelum akhirnya berlari meninggalkan Ryan. 

Sosok Ryan masih saja berdiri mematung. Debur ombak yang membasahi tubuhnya sama sekali tidak dihiraukan. Diam - diam air matanya pun menetes satu demi satu. Dia menangis. Semua ini benar - benar nyata dan Ryan hendak mengingkarinya. Jika dia jatuh cinta.

" Aku pun begitu Alee. Aku takut melukaimu. Aku....a...aku, aku mencintaimu Alee. Aku mencintaimu. Kamu benar, aku telah membahongi perasaanku sendiri. Aku mencintaimu, sejak pertama kita berjumpa. " Pengakuan itu akhirnya keluar dari bibir Ryan. Setelah sekian lama dia mememedam dan berusaha untuk tidak mengatakannya. Tapi terlambat, dia mengatakannya setelah Alee pergi. Padahal dia tahu, kalimat itu yang ditunggu Alee, selama ini.

Senja semakin beranjak. Satu per satu pengunjung Pantai Kartini mulai beranjak pergi. Tapi Ryan masih berdiri di bibir pantai itu. Memandang matahari yang mulai tenggelam.

" I Love You, Alexa-ku "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar